BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Gigi
adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi
dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit
terbanyak yang terbesar diberbagai wilayah (Mikail,B., & Candra 2011).
Menurut
data Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2017 di dapatkan pada bulan Januari
yang mempunyai masalah kebersihan gigi tertinggi pada puskesmas Anper dengan
jumlah 1036 anak, pada bulan Februari yang mempunyai masalah kebersihan gigi
tertinggi pada puskesmas Kalukubodoa dengan jumlah 520 anak, dan pada bulan
Maret yang mempunyai masalah kebersihan
gigi tertinggi pada puskesmas Kalukubodoa dengan jumlah 636 anak. Dapat dilihat
bahwa masalah kesehatan gigi yang tertinggi dua kali berturut-turut pada puskesmas
Kalukubodoa, selain itu juga terdapat peningkatan jumlah masalah kebersihan gigi
dan mulut pada puskesmas tersebut pada bulan Februari ke Maret.
Kesehatan
gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga
perlu penanganan segera sebelum terlambat, kebiasaan menggosok gigi merupakan
hal terpenting, berdasarkan data waktu menyikat gigi menunjukkan bahwa perilaku
pelihara dari masyarakat Indonesia dalam kesehatan mulut masih sangat rendah.
Hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 91,1% penduduk Indonesia sudah menyikat
gigi, namun hanya 7,3% yang berperilaku benar dalam menyikat gigi.
Kebersihan
gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada didalam rongga
mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak, dan kotoran lain yang berada
diatas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, dan sisa makanan serta tidak
tercium bau busuk dalam mulut. Keterampilan menggosok gigi harus di ajarkan dan
ditekankan pada adak disegala umur terutama anak sekolah, karena pada usia itu
mudah menerima dan menanamkan nilai-nilai dasar. Anak sekolah memerlukan
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menggosok gigi. Pendidikan
kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting untuk menunjang kesehatan, terutama
pada anak yang memiliki tingkat kebersihan gigi mulut rendah dan keterampilan
dalam menggosok gigi kurang, diharapkan agar dapat mengubah perilaku dari yang
merugikan kesehatan dan norma yang sesuai dengan kesehatan (Dewi, Sekar Arum
2011).
Upaya
kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan,
kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara
keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya
sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Ciri-ciri
gigi sehat yaitu tidak terasa sakit radang gusi dan karang gusi, tidak ada
karies, saat mengunyah tidak terasa nyeri, leher gigi tidak kelihatan, tidak
goyang, tidak terdapat plak, warna gigi putih kekuningan, tidak terdapat
karang, mahkota gigi utuh. Pada umumnya kebersihan gigi anak lebih buruk dan
anak lebih banyak yang salah dalam menggosok giginya yang menyebabkan karies dibandingkan
orang dewasa. Peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk
melatih pemeliharaan kesehatan gigi dengan menyikat gigi secara baik dan benar.
Karena pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah bertujuan untuk
menyegarkan mulut saja, bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk
kesehatan gigi, sehingga anak cenderung menyikat gigi dengan semaunya sendiri.
Besarnya peran orang tua sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi
anak-anaknya agar tercapai kesehatan gigi yang optimal.
Banyak
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik kebersihan gigi dan
mulut pada anak usia sekolah. Diantaranya metode simulasi dan metode
audiovisual. Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengajaran
dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu. Hal ini sejalan dengan penelitian Sunariyo (2015) dengan judul
penelitian pengaruh metode simulasi dan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar ilmu pengetahuan, yang mengatakan bahwa metode simulasi
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
Metode
Audio Visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan
dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam belajar mengajar yang berfungsi
memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Hal
ini sejalan dengan penelitian Ika dan Iwan pada tahun (2014) dengan judul
penelitian pengaruh media audio visual (Video) terhadap hasil belajar siswa,
yang mengatakan bahwa menggunakan metode Audio visual lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.
2.
Tujuan
Untuk
mengetahui tingkat keterampilan menggosok gigi pada anak umur 5 tahun sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual (lagu mogigu cara menyikat gigi asyik dengan lagu) dan
simulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Keterampilan
Keterampilan
merupakan seperangkat system, suatu metode dan suatu teknik yang baik, untuk
menguasai materi ilmu pengetahuan yang akan disampaikan secara tangkas,
efektif, serta efisien. Keterampilan juga merupakan suatu keahlian yang di
dapat oleh individu melalui suatu proses seperti latihan yang kontinyu serta
mencakup beberapa aspek yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor, Budiarjo
(Sisca Folastri, 2013).
b.
Menggosok Gigi
Menggosok gigi adalah membersihkan
gigi dari sisa makanan yang menempel, bakteri, dan plak. Membersihkan gigi
harusnya melihat pelaksanaan waktu dalam membersihkan gigi, menggunakan alat
yang cocok untuk membersihkan gigi, dan tata cara yang tepat dalam membersihkan
gigi. Kebiasaan menggosok gigi merupakan perilaku manusia didalam membersihkan
gigi dari sisa makanan secara terus menerus.
Menggosok gigi yang baik yaitu
dengan gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang ringan,
pusatkan pada daerah yang terdapat plak, yaitu tepi gusi (perbatasan gigi dan
gusi), permukaan kunyah gigi dimana terdapat fissure atau celah-celah yang
sangat kecil dan sikat gigi yang paling belakang. Menggosok gigi harus memiliki
pegangan yang lurus, dan memiliki bulu yang cukup kecil untuk menjangkau semua
bagian mulut. Menggosok gigi harus diganti setiap 3 bulan. Cara menggosok gigi
yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan vertical, dan
bergerak lembut Ketika menggosok gigi,
sangat penting menyikat semua permukaan gigi, yang mana akan memakan waktu
kurang lebih 2-3 menit (Rahmadhan, 2010).
c.
Media audio visual
Media audio visual merupakan alat
peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu siswa
dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam
memahami bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan audio visual adalah suatu
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan
pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.
Konsep pengajaran audio visual
berkembang sejak tahun 1940. Istilah bermakna sejauh peralatan yang dipakai
oleh para guru yang dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang
ditangkap oleh indra pandang dan pendengar, penekanan utama dalam pengajaran
audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman
kongkrit, tidak hanya didasarkan atas kata belaka, selanjutnya pengajaran
dengan media audio visual dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari
proses pengajaran, peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebagai
pengalaman belajar yang diperoleh dari pengindraan pandang dan dengar, tetapi
sebagai alat teknologi yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman
kongkrit kepada siswa.
Penggunaan media pengajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, dan
mendatakan informasi.
A. Ciri-ciri
metode media visual :
1. Media
audio visual biasanya bersifat linier.
2. Biasanya
menyajikan visual yang dinamis.
3. Digunakan
dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
4. Merupakan
representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
5. Dikembangkan
menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
Peranan media tidak akan terlihat
bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Apabila diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat
bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara
efektif dan efisi.
ANALISA
PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL
Media
yang digunakan dan cara penggunaannya :
·
Media yang digunakan :
1. Hand phone
· Cara penggunannya :
Metode Audio
Visual menggunakan Video yang diputar menggunakan Hand
phone . Pemberian intervensi 7 hari berturut turut,
dilakukan selama 2-3 menit.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Gigi
adalah salah satu bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat masih sangat perlu diperhatikan, penyakit gigi
dan mulut di Indonesia masih berada pada posisi sepuluh besar penyakit
terbanyak yang terbesar diberbagai wilayah (Mikail,B., & Candra 2011).
Menurut
data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 masalah kesehatan gigi dan
mulut tergolong tinggi, bahwa sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai
masalah kesehatan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir. Angka prevelensi tertinggi
terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut terdapat di provinsi Kalimantan
Selatan 36,1%, peringkat ke-2 Sulawesi Tengah 35,6%, dan diikuti provinsi
Sulawesi Selatan 32,6% peringkat ke-3 dengan masalah kesehatan gigi dan mulut.
Pada Provinsi Sulawesi Selatan Sekitar 22% anak usia 5-9 tahun dan 21% anak
usia 10-14 tahun bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya, dan
masing-masing sekitar 31%, hanya 27% yang mendapatkan perawatan (Riskesdas,
2013).
Menurut
data Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2017 di dapatkan pada bulan Januari
yang mempunyai masalah kebersihan gigi tertinggi pada puskesmas Anper dengan
jumlah 1036 anak, pada bulan Februari yang mempunyai masalah kebersihan gigi
tertinggi pada puskesmas Kalukubodoa dengan jumlah 520 anak, dan pada bulan
Maret yang mempunyai masalah kebersihan
gigi tertinggi pada puskesmas Kalukubodoa dengan jumlah 636 anak. Dapat dilihat
bahwa masalah kesehatan gigi yang tertinggi dua kali berturut-turut pada puskesmas
Kalukubodoa, selain itu juga terdapat peningkatan jumlah masalah kebersihan gigi
dan mulut pada puskesmas tersebut pada bulan Februari ke Maret.
Kesehatan
gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya sangat luas sehingga
perlu penanganan segera sebelum terlambat, kebiasaan menggosok gigi merupakan
hal terpenting, berdasarkan data waktu menyikat gigi menunjukkan bahwa perilaku
pelihara dari masyarakat Indonesia dalam kesehatan mulut masih sangat rendah.
Hal ini ditunjukkan oleh data bahwa 91,1% penduduk Indonesia sudah menyikat
gigi, namun hanya 7,3% yang berperilaku benar dalam menyikat gigi.
Kebersihan
gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada didalam rongga
mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak, dan kotoran lain yang berada
diatas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, dan sisa makanan serta tidak
tercium bau busuk dalam mulut. Keterampilan menggosok gigi harus di ajarkan dan
ditekankan pada adak disegala umur terutama anak sekolah, karena pada usia itu
mudah menerima dan menanamkan nilai-nilai dasar. Anak sekolah memerlukan
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menggosok gigi. Pendidikan
kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting untuk menunjang kesehatan, terutama
pada anak yang memiliki tingkat kebersihan gigi mulut rendah dan keterampilan
dalam menggosok gigi kurang, diharapkan agar dapat mengubah perilaku dari yang
merugikan kesehatan dan norma yang sesuai dengan kesehatan (Dewi, Sekar Arum
2011).
Upaya
kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan,
kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara
keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya
sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Ciri-ciri
gigi sehat yaitu tidak terasa sakit radang gusi dan karang gusi, tidak ada
karies, saat mengunyah tidak terasa nyeri, leher gigi tidak kelihatan, tidak
goyang, tidak terdapat plak, warna gigi putih kekuningan, tidak terdapat
karang, mahkota gigi utuh. Pada umumnya kebersihan gigi anak lebih buruk dan
anak lebih banyak yang salah dalam menggosok giginya yang menyebabkan karies dibandingkan
orang dewasa. Peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk
melatih pemeliharaan kesehatan gigi dengan menyikat gigi secara baik dan benar.
Karena pada umumnya kebiasaan anak dalam menyikat gigi hanyalah bertujuan untuk
menyegarkan mulut saja, bukan karena mengerti bahwa hal tersebut baik untuk
kesehatan gigi, sehingga anak cenderung menyikat gigi dengan semaunya sendiri.
Besarnya peran orang tua sangat diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi
anak-anaknya agar tercapai kesehatan gigi yang optimal.
Banyak
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik kebersihan gigi dan
mulut pada anak usia sekolah. Diantaranya metode simulasi dan metode
audiovisual. Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengajaran
dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan
tertentu. Hal ini sejalan dengan penelitian Sunariyo (2015) dengan judul
penelitian pengaruh metode simulasi dan motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar ilmu pengetahuan, yang mengatakan bahwa metode simulasi
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.
Metode
Audio Visual merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar dan
dapat dilihat yang dapat membantu siswa dalam belajar mengajar yang berfungsi
memperjelas atau mempermudah dalam memahami bahasa yang sedang dipelajari. Hal
ini sejalan dengan penelitian Ika dan Iwan pada tahun (2014) dengan judul
penelitian pengaruh media audio visual (Video) terhadap hasil belajar siswa,
yang mengatakan bahwa menggunakan metode Audio visual lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.
2.
Tujuan
Untuk
mengetahui tingkat keterampilan menggosok gigi pada anak umur 5 tahun sebelum
dan sesudah diberikan penyuluhan melalui metode audiovisual (lagu mogigu cara menyikat gigi asyik dengan lagu) dan
simulasi.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Keterampilan
Keterampilan
merupakan seperangkat system, suatu metode dan suatu teknik yang baik, untuk
menguasai materi ilmu pengetahuan yang akan disampaikan secara tangkas,
efektif, serta efisien. Keterampilan juga merupakan suatu keahlian yang di
dapat oleh individu melalui suatu proses seperti latihan yang kontinyu serta
mencakup beberapa aspek yaitu kognitif, efektif, dan psikomotor, Budiarjo
(Sisca Folastri, 2013).
b.
Menggosok Gigi
Menggosok gigi adalah membersihkan
gigi dari sisa makanan yang menempel, bakteri, dan plak. Membersihkan gigi
harusnya melihat pelaksanaan waktu dalam membersihkan gigi, menggunakan alat
yang cocok untuk membersihkan gigi, dan tata cara yang tepat dalam membersihkan
gigi. Kebiasaan menggosok gigi merupakan perilaku manusia didalam membersihkan
gigi dari sisa makanan secara terus menerus.
Menggosok gigi yang baik yaitu
dengan gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang ringan,
pusatkan pada daerah yang terdapat plak, yaitu tepi gusi (perbatasan gigi dan
gusi), permukaan kunyah gigi dimana terdapat fissure atau celah-celah yang
sangat kecil dan sikat gigi yang paling belakang. Menggosok gigi harus memiliki
pegangan yang lurus, dan memiliki bulu yang cukup kecil untuk menjangkau semua
bagian mulut. Menggosok gigi harus diganti setiap 3 bulan. Cara menggosok gigi
yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan vertical, dan
bergerak lembut Ketika menggosok gigi,
sangat penting menyikat semua permukaan gigi, yang mana akan memakan waktu
kurang lebih 2-3 menit (Rahmadhan, 2010).
c.
Media audio visual
Media audio visual merupakan alat
peraga yang bersifat dapat didengar dan dapat dilihat yang dapat membantu siswa
dalam belajar mengajar yang berfungsi memperjelas atau mempermudah dalam
memahami bahasa yang sedang dipelajari. Sedangkan audio visual adalah suatu
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan
pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran.
Konsep pengajaran audio visual
berkembang sejak tahun 1940. Istilah bermakna sejauh peralatan yang dipakai
oleh para guru yang dalam menyampaikan konsep, gagasan, dan pengalaman yang
ditangkap oleh indra pandang dan pendengar, penekanan utama dalam pengajaran
audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman
kongkrit, tidak hanya didasarkan atas kata belaka, selanjutnya pengajaran
dengan media audio visual dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari
proses pengajaran, peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebagai
pengalaman belajar yang diperoleh dari pengindraan pandang dan dengar, tetapi
sebagai alat teknologi yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman
kongkrit kepada siswa.
Penggunaan media pengajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan
motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, dan
mendatakan informasi.
A. Ciri-ciri
metode media visual :
1. Media
audio visual biasanya bersifat linier.
2. Biasanya
menyajikan visual yang dinamis.
3. Digunakan
dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pembuatnya.
4. Merupakan
representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak.
5. Dikembangkan
menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.
Peranan media tidak akan terlihat
bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang
dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan
untuk menggunakan media. Apabila diabaikan, maka media bukan lagi sebagai alat
bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien.
ANALISA
PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL
Media
yang digunakan dan cara penggunaannya :
·
Media yang digunakan :
1. Hand phone
·
Cara penggunannya :
Metode Audio
Visual menggunakan Video yang diputar menggunakan Hand
phone . Pemberian intervensi 7 hari berturut turut,
dilakukan selama 2-3 menit.
·
Pendapat anak
tentang lagu MOGIGU
Awalnya si anak
tidak mengetahui tentang bagaimana cara menggosik gigi dengan baik dan benar
berapa kali menyikat gigi dalam sehari dan berapa lama durasi menggosok gigi
yang seharusnya, setelah si anak melihat video lagu MOGIGU si anak tertarik dan
selama pemutaran video si anak fokus memperhatikan, setelah video selesai si
anak di berikan penyuluhan cara menyikat gigi yang baik dan benar secara intens
dan diberitahu untuk menyikat gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur.
·
Pembahasan Dari Hasil
Yang Diperoleh Dengan Menggunakan Media Audiovisual Tersebut (Oral Health
Promotion Based On Audio Visual
Dari
data diatas dapat disimpulkan si anak hanya bersemangat untuk menyikat gigi dua
kali sehari hanya dua hari pertama, hari pertama dengan durasi <2 menit
karena masih menyesuaikan hari kedua si anak mencoba menyikat gigi dengan
durasi 2 menit, tetapi di hari ke 3 dan 4 si anak tidak menyikat gigi pada
malam hari karena si anak merasa malas menyikat gigi tapi penyuluh tetap
berusaha untuk mengajari dan mengingatkan untuk menyikat gigi dengan durasi 2
menit alhasil si anak menyikat gigi dua kalis ehari tetapi dengan durasi <2
menit karena si anak belum terbiasa dan merasa lelah membuka mulut, akan tetapi
penyuluh akan berusaha agar si anak mempertahankan untuk menyikat gigi dua kali
sehari dengan 2 durasi 2 menit.
·
Hasil evaluasi
dengan aspek (Kognitif, Psikomotorik, Bahasa)
· Teori
perubahan perilaku menurut Rogers
Rogers
menyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi 5 tahap :
1.
Kesadaran (Awareness)
Anak
diputarkan video cara menggosok gigi yang
baik dan benar MOGIGU (menggosok gigi asyik dengan lagu).
2.
Ketertarikan (Interest)
Setelah
anak melihat video tersebut, anak mulai tertarik .
3.
Evaluasi (Evaluation)
Anak
akan berpikir apakah itu baik atau tidak untuk dirinya.
4.
Mencoba (Trial)
Kalau
anak itu menganggap itu baik bagi dirinya dia akan mulai mencoba nya.
5.
Adopsi (Adoption)
Setelah
dia mencoba, anak tersebut mulai menerima dan menjadikannya perilaku baru
sehingga mulai menerapkan cara menggosok gigi yang baik dan benar setiap hari.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Keseimpulan
Dalam pendidikan kesehatan gigi
metode yang paling sering digunakan saat ini adalah audiovisual dikarenakan
perkembangan teknologi saat ini dan metode ini juga sangat efektif untuk
diberikan ke anak-anak karena dengan metode ini anak lebih tertarik dan lebih
fokus, sehingga pendidikan kesehatan gigi tersebut berjalan efektif.
B. Saran
Diharapkan kepada pihak terkait
dalam hal ini kepala sekolah, guru ,orang tua untuk lebih memperhatikan
kesehatan gigi anak sehingga terciptanya peningkatan derajat kesehatan gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Kota
Makassar, Kebersihan Gigi Tertinggi
pada Puskesmas Anper, 2017
Folastri, Sisca, Keterampilan Menggosok Gigi, 2013
Ika,
Iwan, Penelitian Pengaruh Media Audio Visual
(Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa, 2014
Mikail. B, Candra, Definisi Gigi, 2011
Pratiwi, Upaya Kesehatan
Gigi Ditinjau
dari Aspek Lingkungan,
Pengetahuan, Pendidikan, 2007
Rahmadhan, Cara Menggosok
Gigi, 2010
Riset Kesehatan Dasar, Kesehatan Gigi dan Mulut, 2013
Sekar Arum, Dewi , Definisi Kebersihan
gigi dan mulut, 2011
Sunariyo, Penelitian
Pengaruh Metode Simulasi dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan, 2015
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar